Rabu, 21 November 2007

Dituding Tebar Pesona, Mega: Saya Ini Sudah Mempesona

[Okezone Dotcom] - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menanggapi santai pernyataan Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng yang menuding dirinya melakukan tebar pesona dengan berkeliling Jawa selama sepekan."Kalau dikatakan saya tebar pesona. Saya ini sudah mempesona," kata Mega tersenyum yang disambut tawa pengurus PDIP dan rombongan wartawan saat makan siang bersama di Kawasan Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (21/11/2007).

Mega juga menyindir Andi Mallarangeng yang meniru pernyataan dirinya, tebar pesona yang ditujukan kepada Presiden SBY saat Kongres di Bali beberapa waktu lalu. "Tebar pesona. Lho kok niru-niru, latah. Yang katakan tebar pesona kan saya," ujar Mega.

Kunjungan Megawati ke beberapa daerah di Pulau Jawa merupakan hasil konsolidasi partainya yang menginginkan pertemuan pimpinan PDIP dengan konsituennya. "Konsolidasi kita bagaimana melihat mereka yang pada tahun 2004 telah mendukung saya dan itu ada lapisan petani dan nelayan," kata Mega. Silaturahmi yang dimulai (18/11) menyisakan satu hari lagi. Saat ini rombongan Megawati sedang dalam perjalanan menuju Blitar. [Rabu, 21 November 2007]

Mega: Jangan Kaitkan Kasus VLCC Dengan PDIP

[Okezone Dotcom] - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akhirnya buka suara soal kasus VLCC. Mega khawatir, kemelut kasus yang melibatkan mantan politisi PDIP Laksamana Sukardi akan merusak citranya dalam Pemilihan Presiden 2009. "Kalau dia (Laks) bukan PDIP, jadi jangan kait-kaitkan lagi dengan saya," kata Mega, usai santap siang bersama wartawan, di sebuah restoran di Pandaan, Pasuruhan, Jawa Timur, Rabu (21/11/2007).

Mega tak ingin dirinya dikait-kaitkan dengan persoalan yang melibatkan mantan Menneg BUMN itu sebagai tersangka. Sebab, menurut mantan presiden ke-5 RI ini, hal tersebut dapat mempengaruhi citranya dihadapan masyarakat, menjelang pilpres 2009. "Saya kembali katakan, pemilu nanti merupakan pemilu langsung, kembali kepada rakyat," ujar putri proklamator ini.

Sayangnya, Mega enggan berkomentar lebih jauh permasalah ini. Bahkan saat wartawan berusaha melontarkan berbagai pertanyaan, Mega pun menutup sesi tanya jawab. Dengan berbagai pertanyaan yang menggantung dan rasa penasaran, para wartawan kembali memasuki bus dan melanjutkan perjalanan ke Blitar bersama rombongan. [Rabu, 21 November 2007]

PDIP Anggap Pemerintah Tak Tahan Kritik

[Tempo Interaktif] - PDI Perjuangan menganggap pemerintah jengkel terhadap kritikan yang dilontarkan bekas pesaing Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri. "Contohnya jubir (juru Bicara Andi Mallarangeng)-nya aja ngomong gitu, harusnya terima kasih pada Mega yang mendengarkan langsung rakyat," kata ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo di Hotel Majapahit, Surabaya, Rabu (21/11).

Tjahjo mengatakan pemerintah seharusnya berterima kasih kepada Ketua Umum PDI Perjuangan yang terjun langsung menemui masyarakat petani dan nelayan. Apalagi saat ini perekonomian anjlok dampak dari beras impor, dan bahan bakar minyak melambung.

Menurut Tjahjo pemerintah harus menerima kritik untuk mengoptimalkan kinerja dan bukan marah. Sebagai oposisi sah saja PDI Perjuangan mengkritik sebagai bagian dari demokrasi.

Selama lima hari sejak 18 November, Megawati Soekarnoputri berkunjung ke daerah, berdialog dengan masyarakat petani dan nelayan. Namun juru bicara presiden, Andi Malarangeng mengatakan Mega tebar pesona. Tjahjo membalasnya dengan mengatakan Andi asal bunyi.
Kemarin di Lamongan Megawati meminta pemerintah tidak jengkel dengan kritiknya. Alasannya, Megawati merasa prihatin dengan kondisi yang jauh tertinggal dengan negara lain.
[ Rabu, 21 November 2007]

Safari Politik Mega di Basis Islam disambut Meriah

[Tempo Interaktif] -Safari politik Megawati Soekarnoputri, di beberapa daerah yang dikenal sebagai basis Islam, mendapat sambutan meriah di Jawa Timur. Tak kurang dari 7000 nelayan dan petani di kawasan pesisir pantai utara itu, memadati acara yang berlangsung, di pinggir pantai, Desa Tunggul, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan Selama ini, Kecamatan Paciran, Lamongan dikenal dengan basis Islam.

Di kecamatan padat penduduk tersebut, dikenal kuat dengan ormas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama serta beberapa tokoh Masyumi. Kebetulan di tempat acara berlangsung, lokasinya tak jauh dari Makam Sunan Drajat-salah satu makam Wali Songo yang ada di Pulau Jawa. Kedatangan mantan Presiden RI ini, juga disambut meriah. Di beberapa lokasi jalan utama pesisir utara itu, juga ditulis besar-besar, "Selamat Datang Megawati Dalam Rangka Silaturrahmi dengan Rakyat".

Saat berada di panggung kehormatan, Megawati tampak duduk bersebelahan dengan KH Abdul Ghofur, Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Drajat, di Lamongan. Para Santri dan santriwati di pondok itu dan Ibu-ibu Majelis Ta'kim, juga tampak hadir memadati lapangan luas di pinggir pantai.

Dalam pidatonya, Megawati beberapa kali mengatakan terima kasihnya terhadap KH Abdul Ghofur. Dia memuji nelayan dan petani di Paciran, yang sudah berlama-lama menunggu rombongannya, datang sejak sore hari. "Padahal, saya minta pengurus hanya mendatangkan 500 hingga 1000 orang. Tetapi kini yang hadir, Anda bisa lihat sendiri," tegasnya dalam pidatonya yang langsung mendapat tepuk tangan tamu undangan.

Di acara itu, Mega juga menolak dituding mencuri kampanye. "Banyak yang mengatakan Ibu Mega telah mencuri kampanye. Saya dengan rendah hati mengatakan tidak kampanye. Saya punya warga PDIP telah mendukung dan mencoblos saya dengan penuh keihlasan, dan saya ingin melihat kehidupan mereka," imbuhnya.

Dalam pidatonya, Mega juga mengatakan bahwa Pemerintahan sekarang ini akan segera berakhir, dan akan melakukan pemilu 2009. Artinya, masyarakat dan simpatisan PDIP masih punya waktu 1,5 tahun persiapan ke depan. Selain itu, dalam catatan pemerintahan sekarang, Megamenyebut ada beberapa masalah penting. Pertama soal keterlambatan pupuk, Kedua soal masukknya beras impor yang tidak disesuaikan dengan masa panen dan ketiga,masalah pengairan yang airnya sangt sulit dibagi. [Rabu : 21 November 2007]

Masih Mencintai Megawati Pengungsi Korban Lumpur Lapindo Kecewa

[Antara News] - Warga korban luapan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. merasa kecewa lantaran batalnya kunjungan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, di lokasi penampungan Pasar Baru Porong Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Kekecewaan yang mendalam ini merupakan indikasi bahwa Megawati masih dicintai rakyat.

Warga korban lumpur mengemukakan, telah melakukan persiapan maksimal, termasuk rencana untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden RI Periode 2001-2003, yang juga Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 itu.

"Kami kecewa Bu Mega tidak datang, padahal kami telah menyiapkan berbagai acara," kata Abdul Malik, komandan persiapan kedatangan Megawati yang mempersiapkan bambu runcing yang dilengkapi pita merah putih.

Hal senada juga dilontarkan H. Sunarto, Ketua Paguyuban Rakyat Renokenongo Menolak Kontrak (Pagar Rekontrak). Pihaknya kecewa, dan menyayangkan Megawati tidak hadir di Pasar Baru Porong, yang sangat dinantikan warga korban lumpur yang diharapkan bisa mengubah nasib mereka.

Menurut dia, sudah banyak pejabat, termasuk Presiden RI yang mendatangi para warga korban lumpur di Pasar Baru Porong. Namun, katanya, tidak ada satu pun dari mereka yang merupakan pemimpin yang bisa memperjuangkan aspirasi warga yang terdampak lumpur yang hingga kini belum mendapat penyelesaian ini.

Sebagai gantinya ketidakhadirin Megawati DPP PDIP mengutus Permadi SH untuk menemui warga korban lumpur. "Ketidakhadiran Bu Mega bukan disengaja. Namun, kesehatan Bu Mega sedikit terganggu sejak berkunjung ke Lamongan," kata Permadi. Menurut dia, Permadi DPP meminta maaf kepada warga korban lumpur atas ketidakhadiran Megawati menemui massanya yang berada di pengusian Pasar baru Porong. Dalam kunjungan ke Pasar Baru Porong DPP PDIP menyerahkan bantuan berupa sembako terdiri dari beras, minyak goreng yang diserahkan langsung oleh Permadi.

Permadi mengatakan, DPP PDIP meminta kepada pemerintah merevisi Perpres No 14/2007 yang menetapkan sistem 20 uang muka dibayar dimuka dan sisanya 80 persen dibayar masa kontrak habis, karena uang muka 20 persen itu belum mencukupi untuk mencari rumah baru.
"Lapindo harus bertanggung jawab dengan terjadinya semburan lumpur di Porong ini," tambahnya.

Pengungsi korban lumpur di Pasar Baru Porong sejak pagi menanti kedatangan Megawati. Di sepanjang jalan alternatif Porong, sejumlah spanduk terpasang. Sambutan pun sudah disediakan di Pasar Baru Porong. Ratusan warga sudah berkumpul di los Pasar Baru Porong. [Rabu, 21 November 2007]

Pemerintah Terlalu Reaktif Komentari Dirinya, Kata Megawati

[Antara News] - Calon Presiden dari PDIP, Megawati Soekarnoputri, menilai pemerintah terlalu reaktif menanggapi aktivitas dirinya yang mengunjungi masyarakat sebagai 'tebar pesona'. "Saya tidak mengerti kenapa justru dibilang begitu," kata Megawati kepada pers seusai makan siang bersama di Pandaan, Jatim, Rabu.

Menurut Ketua Umum DPP PDIP itu, apa yang disampaikan salah seorang jubir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Andi Mallarangeng, bahwa justru Megawati yang saat ini sedang 'tebar pesona' adalah terlalu reaktif. "Seharusnya biarkan sajalah," katanya, seraya mengatakan bahwa dirinya tidak perlu tebar pesona karena memang sudah mempesona.

Megawati, yang saat itu didampingi Sekjen PDIP Pramono Anung dan adiknya Guruh Soekarnoputra, berpendapat bahwa fungsi dirinya sebagai ketua umum partai adalah mendengarkan masyarakat yang mendukungnya.


Cawapres. Sementara itu, tatkala ditanya tentang cawapres yang akan,mendampinginya nanti dan bagaimana kriterianya, secara diplomatis Megawati mengatakan bahwa di PDIP masih akan ada 2 kali rakornas lagi. "Sebagai ketum, saya memang diberikan hak prerogatif, tapi tidak setiap hari bisa digunakan. Tidak," katanya.

Berbagai keputusan penting dalam PDIP akan diputuskan melalui mekanisme kelembagaan yang ada di partai. Mengenai wacana calon pemimpin nasional seharusnya dari kalangan muda, Megawati mengatakan bahwa dikotomi tua dan muda itu sebenarnya merupakan ciptaan media massa saja. "Janganlah kita membuat pembatasan-pembatasan semacam itu, sehingga terbangun sesuatu yang tidak kuat substansinya," katanya.

Namun demikian, Megawati justru merasa senang jika ada kaum muda yang sejak awal sudah dimunculkan kepermukaan untuk pertarungan di 2009. "Kalau yang muda ternyata melempem dan lebih bersemangat yang tua, `why not`(kenapa tidak, red)," katanya. [Rabu : 21 November 2007].

Megawati Mulai Keliling Jawa Timur

[Tempo Interaktif] - Memasuki hari keempat perjalanan silaturahmi ketua umum PDIP Megawati akan menuju daerah Jawa Timur. Setelah kemarin mengunjungi Jawa Tengah di kota Semarang, Blora, dan Rembang, kini Mega akan mulai memasuki wilayah Jawa Timur.

Setelah semalam sempat berkunjung ke Lamongan sebagai kota pertama yang mendapat kesempatan pertama, Megawati hari ini akan menemui masyarakat di sekitar jembatan Suramadu yang dibangun pada masa pemerintahannya.

Selanjutnya, Megawati berencana bertemu dengan korban lumpur Lapindo di Pasar Baru Porong Sidoarjo, tempat pengungsian. Rencananya, Megawati yang selalu disambut ratusan warga bahkan ribuan warga di berbagai tempat itu, juga akan memberikan bantuan serta mengadakan dialog.

Dari Sidoarjo, mantan presiden itu akan menuju Blitar untuk bertemu dengan petani kol. Semalam di Lamongan Megawati menegaskan perjalanannya kali ini adalah khusus untuk bertemu dengan masyarakat khususnya para petani dan nelayan. "Saya fokus untuk berdialog dengan para petani dan nelayan," katanya.

Di Blitar, Megawati juga akan menemui korban letusan gunung Kelud di desa Candi. Kunjungan ini akan mengakhiri perjalanan hari keempat Megawati yang ia lakukan sejak 18 hingga 22 November. Hari berikutnya, Megawati akan kembali ke Jakarta melalui Jawa Tengah.
[Rabu, 21 November 2007]

Selasa, 20 November 2007

Megawati Minta Pemerintah Tidak Jengkel Atas Kritiknya

[Tempo Interaktif] - Ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri meminta pemerintah bisa menerima kritik yang ia sampaikan dalam kapasitasnya sebagai pemimpin partai. "Saya minta pemerintahan ini, tanpa rasa jengkel bisa menerima krtitik saya yang keras," katanya dalam temu wicara di desa Tunggul, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (20/11).

Di hadapan sekitar 10 ribu massa, Megawati mengatakan kedatangannya melalui perjalanan yang ia lakukan sejak 18 hingga 22 November ini adalah untuk mengetahui apakah prediksinya selama ini tepat. “Apakah berbagai kesulitan dapat diatasi?”

Berbicara di atas panggung sepanjang 20 meter dengan tenda megah berwarna merah putih, Mega mengaku prihatin atas keadaan saat ini. Ia bercerita, awal bulan ini ia memenuhi undangan tiga presiden dari Tunisia, Libya, dan Aljazair. Dari hasil kunjungan dalam simposium ketiga negara itu, ia mengetahui keadaan mereka jauh lebih pesat dari Indonesia. Padahal, di masa lalu mereka sangat terbelakang.

Menurutnya, jika pemerintahan dari tingkat pusat hingga jajaran yang paling bawah tidak berjuang, maka akan sullit untuk bangkit. Ia menegaskan bahwa perjalanannya ini tidak dalam rangka kampanye. Sebagai ketua umum partai, katanya, ia memiliki warga yang pernah mendukungnya pada pemilu 2004 lalu. Ia mengatakan kedatangnya adalah untuk melihat kehidupan pendukungnya. [Selasa, 20 November 2007]

Senin, 12 November 2007

Megawati Akan Keliling Pulau Jawa

[Tempo Interaktif] - Ketua Umum PDI Perjuangan akan melakukan tur politik keliling Pulau Jawa mulai 19 November. Dalam sehari Megawati diperkirakan akan singgah di tiga sampai empat kota. Tahap pertama, Megawati akan mengunjungi 20 kota mulai dari Subang, Jawa Barat hingga Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, kegiatan yang diberi tajuk "Mega Menyapa Rakyat" itu bertujuan untuk mendengarkan langsung problem yang dirasakan rakyat selama tiga tahun masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. "Ibu akan langsung mendengar keluhan masyarakat. Tidak ada seremonial, tidak akan melibatkan pejabat di daerah juga tidak akan ke pengurus partai di daerah. Ibu ingin mengunjungi pasar-pasar, bertemu langsung dengan petani dan sebagainya," kata Tjahjo.

Dari tur keliling Jawa itu, dia melanjutkan, partai akan memetakan permasalahan dan langkah-langkah strategis menghadapi pemilu 2009. (Senin : 12/11/2007)

Jumat, 09 November 2007

Megawati Tidak Terlibat Kasus VLCC

[Suara Pembaruan] - Permintaan mantan Komisaris Utama Pertamina Laksamana Sukardi agar Kejaksaan Agung memeriksa mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam kasus penjualan dua kapal tanker raksasa (very large crude carrier/VLCC), dinilai tidak masuk akal dan tendensius. Sebab, kasus itu merupakan masalah perseorangan dan tidak ada hubungannya dengan kedudukan Laksamana sebagai menteri pada periode pemerintahan Megawati.

Demikian penegasan Sekretaris Jenderal PDI-P, Pramono Anung di Jakarta, Jumat (9/11) pagi. "Laksamana tidak menggunakan kedudukannya sebagai Menteri Negara BUMN. Dalam kasus itu, dia menggunakan otoritasnya sebagai Komisaris Utama Pertamina," papar Pramono. Pramono menjelaskan, jika memang Megawati menyetujui penjualan VLCC tersebut, seharusnya ada keputusan tertulis dalam sidang kabinet.

Sebelumnya, Laksamana Sukardi, melalui kuasa hukumnya dari Tim Pembela Demokrasi Indonesia, RO Tambunan dan Petrus Selestinus, meminta Jaksa Agung Hendarman Supandji, agar memeriksa mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan mantan Menteri Keuangan, Boediono, dalam kasus VLCC. "Kemarin, Kamis (8/11), kita sudah menyerahkan surat permintaan itu kepada Jaksa Agung," kata Petrus. (Jumat : 9/11/2007)

Megawati Tidak Ada Kaitan Dengan Kasus VLCC

[Tempo Interaktif] - Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kemas Yahya Rahman mengatakan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak ada kaitannya dengan kasus penjualan dua unit tanker Pertamina. "Sampai detik ini tidak ada kaitan," kata Kemas di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Jum'at (9/11).

Dia menjelaskan, hingga kini pemeriksaan kasus tersebut belum final. Namun, Kemas mengatakan, siapa saja yang ada kaitannya dengan perkara ini akan dipanggil untuk
dimintai keterangan. "Kita akan memproses perkara ini secara profesional," katanya.

Sebelumnya, salah satu tersangkanya kasus ini, mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Laksamana Sukardi mengatakan dirinya mendapatkan pelimpahan
wewenang Menteri Keuangan dari presiden pada saat itu untuk pengalihan aset perusahaan milik negara. "Kita adalah pembantu presiden yang mana peralihan wewenang dilakukan oleh presiden," kata Laksamana sebelum memasuki Gedung Bundar Kejaksaan Agung.

Pelimpahan wewenang itu, kata dia, tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2003 tentang Peangalihan tugas dan wewenang dari Menteri Keuangan kepada Menteri BUMN sebagai wakil pemegang saham dalam perusahaan milik negara sekaligus untuk mengalihkan aktiva jual beli aset perusahaan negara.

Saat ditanya tentang pemeriksaan terhadap dua tersangka lainnya, yakni mantan Direktur Utama Pertamina Arifin Nawawi dan mantan Direktur Keuangan Alfred H
Rohimone, Kemas mengatakan, "Senin (12/11) agendanya." (Jumat : 9/11/2007)

Minggu, 28 Oktober 2007

Megawati Akan Lakukan Safari ke Jatim

[Antara News] - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) yang juga mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri, dijadwalkan akan melakukan safari ke sejumlah daerah di Jatim. Sekretaris DPD PDIP Jatim, Kusnadi SH MHum, di Surabaya, Minggu, mengatakan safari Megawati dimulai pada November mendatang.

"Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan dialog langsung dengan rakyat Jatim guna melihat dukungan masyarakat terhadap rencana PDIP yang mendukung Ibu Megawati sebagai capres dalam Pilpres 2009," katanya.

Kusnadi mengatakan untuk melihat peluang Megawati dalam Pilpres mendatang, respon rakyat akan menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki langkah-langkah mendatang. "Kegiatan ini semata-mata lebih mendekatkan Ibu Mega dengan rakyat, sehingga nantinya kegiatan ini bukan partai yang melakukan," katanya. Kusnadi menampik kalau kegiatan tersebut untuk kepentingan Pilgub, apalagi untuk menentukan calon yang akan diberangkatkan PDIP.

Terkait kegiatan tersebut, Ketua DPD PDIP Jatim, Drs Sirmadji MPd, dan Kusnadi, telah dipanggil Megawati di Jakarta untuk melakukan koordinasi bersama sejumlah pengurus PDIP dari Jateng dan Jabar. Informasi dari Sekretariat DPD PDIP Jatim menyebutkan safari Megawati ke Jatim kabarnya juga untuk melihat langsung dukungan masyarakat Jatim terhadap Cagub dari PDIP.

Megawati nantinya akan memutuskan satu dari dua nama yang saat ini sudah ada di DPP PDIP, yakni Dr Soekarwo SH MHum, Sekdaprov Jatim, dan Ir Sutjipto, Ketua DPP PDIP, untuk ditetapkan sebagai Cagub dari PDIP pada Pilgub Jatim 2008. (*)

Senin, 22 Oktober 2007

Akbar Tandjung Tanggapi Positif Wacana Liga Bangsa

[Media Indonesia] - Mantan Ketua DPP Partai Golkar Akbar Tandjung menilai wacana pembentukan Liga Bangsa bergulir menjelang Pemilu 2009 mendatang sebagai sesuatu hal positif. "Saya rasa sih baik ada koalisi semacam itu. Tapi, harus disamakan dulu platformnya dan program yang dimiliki harus bisa bertahan selama lima tahun", katanya di sela-sela menghadiri Pengajian dan Silaturahmi Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kartasura, Sukoharjo, Minggu (21/10).

Pernyataan tersebut ia kemukakan menanggapi wacana pembentukan Liga Bangsa yang digulirkan PDI Perjuangan bersama Partai Golkar dan PAN beberapa waktu lalu. Meski Akbar sendiri mengaku belum mengetahui secara persis bagaimana dan sudah sampai sejauh mana pembicaraan menyangkut wacana tersebut di antara ketiga partai politik itu.

Pembentukan koaliasi antara partai politik, menurut Akbar, sebetulnya bukanlah hal baru dalam dunia politik Indonesia. Pada 2004 silam, Partai Golkar yang saat itu masih berada di bawah kepemimpinannya juga sudah pernah menggalang kekuatan bersama PDI Perjuangan. Waktu itu, untuk mendukung pencalonan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.
Tapi, ternyata usia Koaliasi Kebangsaan itu tidak bertahan lama. Terpilihnya Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden, membuat Partai Golkar kemudian mengalihkan dukungannya kepada pemerintah.

"Jadi, kalau sekarang ada pendekatan-pendekatan bisa saja. Komunikasi dalam bidang politik adalah satu hal yang wajar. Tetapi yang harus dilakukan pertama kali adalah menyamakan platform terlebih dulu", kata Akbar.

Jika nanti pasangan calon presiden yang diusung koaliasi ini terpilih, maka koaliasi bisa menjadi pendukung utama pemerintahan. Tetapi jika calon yang diusung kalah. Maka koaliasi ini harus tetap bertahan lima tahun untuk membangun kekuatan penyeimbang. Yaitu memperkuat fungsi-fungsi di DPR dan mengawasi kinerja pemerintahan. "Jadi, itulah intinya pembentukan koalisi. Harus disepakati dulu platform sebagai pedoman lima tahun. Jangan tergoda untuk masuk lagi ke pemerintahan", tambah Akbar. (22/10/07)

Senin, 15 Oktober 2007

Pantaskah Kita Tidak Menghargai Mantan Presiden ?

[Indonesia Care Group] - Berita mengenai kegagalan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengunjungi korban gempa di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) untuk memberikan bantuan kepada korban gempa sungguh sangat memprihatinkan dan melukai hati rakyat. Akibatnya, hingga saat ini timbul tanda tanya besar : Mengapa pemerintah tidak menghargai mantan presidennya ? yang entah kapan akan dijawab pemerintah.

Seperti diberitakan luas, termasuk media kita ini, Danrem 032 Wirabraja Kolonel TNI Bambang Subagyo dan Danlanud Tabing Padang Letkol Pnb Sugiharto di Bandara Minangkabau Padang menyampaikan bahwa Mabes TNI melarang penggunaan helikopter yang akan digunakan oleh Megawati. Menurut Wasekjen PDIP Agnita Singadikane, sebenarnya awalnya dikatakan bisa terbang, tetapi kemudian ada pemberitahuan dari Cilangkap (Mabes TNI) tidak boleh digunakan.

Tentu saja pelarangan sangat mengherankan. Mengapa upaya warga negara yang kebetulan mantan Presiden ingin membantu korban bencana kok mesti dihalang-halangi seperti ini. Kasus ini dipastikan berpotensi menurunkan citra baik TNI yang selama ini dipelihara dengan baik. Oleh sebab itu, jika penyebab utamanya adalah oknum petinggi militer, sepantasnya dia diberikan sanksi militer – tentu saja setelah dilakukan penyelidikan yang mendalam.

Dalam konteks ini, kita sepenuhnya mendukung mantan Kasum TNI Letjen (Purn) Suaidy Marasabessy yang menyatakan agar Mabes TNI menjelaskan alasan yang rasional mengenai pelarangan pesawat helikopter terhadap Megawati. Suaidy menyetakan hal demikian tentu bukan tanpa argumentasi. Menurutnya, kasus ini berpotensi menimbulkan konflik politik yang berkepanjangan, sangat menghambat inisiatif rujuk nasional, serta menyuburkan dendam antar elit politik.

Pertanyaan kita selanjutnya, mengapa pemerintah membiarkan persoalan ini terjadi ? Bukankah pencitraan dan public relations yang selalu dibangun oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa pupus gara-gara kasus ini ? Oleh karena itu, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, ada dua hikmah yang harus dijadikan pelajaran oleh pemerintah dan warga.

Pertama, sebaiknya pemerintah tidak arogan dengan menutup mata dan telinga atas partisipasi warga terhadap korban bencana – apalagi pemerintah menolak bantuan asing. Sepanjang untuk kepentingan sosial hendaknya pemerintah mendukung upaya warga apalagi niatnya sangat mulia, yaitu membantu korban gempa. Kedua, marilah kita meningkatkan kesetikawanan sosial dengan saling tolong menolong dan bergotong royong antar sesama. Sudah saatnya kita tidak tergantung kepada pemerintah – anggap saja pemerintahan kita sekarang ini sedang tidak berfungsi normal. (Sumber : Kontan (26/9), Media Indonesia (27/9), Suara Pembaruan (28/9), Bisnis Indonesia (29/9), Koran Tempo (3/10), Majalah Trust (1-7/10), Majalah Tempo (7/10).

Solidaritas untuk Bengkulu

[Solidaritas untuk Megawati Soekarnoputri] - Bencana alam kembali melanda Tanah Air. Bengkulu diguncang gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR). Akibatnya sangat fatal karena sejumlah bangunan hancur lebur dan korban manusia pun bergelimpangan. Saatnya, kita menunjukkan solidaritas dan kepedulian sosial kepada masyarakat Bengkulu.

Seperti diberitakan di media, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri secara spontan telah menunjukkan kepeduliannya dengan memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP agar segera berangkat ke lokasi gempa ke Bengkulu. Sekurang-kurangnya dua mobil ambulans dan tim medis yang terdiri dari 4 dokter dan 12 paramedis lansung meluncur ke Bengkulu. Dua mobil truk juga diboyong ke sana, lengkap dengan logistik seperti obat-obatan, tenda peleton, mi instan dan beras.

Bengkulu memang memiliki kedekatan historis dengan Megawati, karena ibu kandungnya Fatmawati yang akrab dipanggil Bu Fat, berasal dari Bengkulu. Namun, tentu saja bukan karena alasan historis itu kalau kemudian Megawati sangat responsif terhadap bencana ini. Keprihatinannya yang mendalam, sekaligus kepedulian sosialnya yang tinggi, pasti menjadi alasan utama untuk menolong sesamanya.

Sudah sepantasnya, upaya yang dilakukan oleh Megawati menjadi contoh yang baik bagi para pemimpin bangsa untuk lebih peduli kepada rakyat yang sedang tertimpa bencana. Untuk urusan tolong-menolong dan bergotong-royong, kita jangan terlalu tergantung kepada pemerintah, apalagi tugas utama pemerintah menyejahterakan rakyatnya belum bisa ditunaikan dengan baik. (Sumber : Sinar Harapan, Suara Karya, The Jakarta Post)